Minggu, 16 Juni 2013

model pembelajaran PAI di era teknologi dan digital



MODEL PEMBELAJARAN PAI
DI ERA TEKNOLOGI DAN DIGITAL


( tugas kelompok mata kuliah tekhnologi dan media pendidikan )



Oleh: Martaliza.
Moh.harits  sunansah.
Munisah
Rosid sidik
Sahadati.

                                                                       



Dosen
Dosen : Dr.Deden Makbullah,M.pd


KONSENTRASI SUPERVISI PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH





 














PROGRAM AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
TA: 2012/2013



A PENDAHULUAN

            Masyarakat dunia telah berada dalam era masyarakat berbasis pengetahuan ( knowledge – based society ) selain itu juga dunia telah berada di era informasi dan komunikasi. Era informasi dan kamunikasi di tandai oleh pesatnya teknologi informasi dan komunikasi, khususnya, radio, televisi dan komputer dan internet. Cirri-ciri dalam era teknologi informasi dan komunikasi yaitu:

1.      Daya muat untuk mengumpulkan,menyimpan,memanipulasikan,dan menyajikan informasi meningkat:
2.      Kecepatan penyajian informasi meningkat:
3.      Miniaturisasikan perangkst keras
4.      Keragaman pilhan informasi :
5.      Menurunnya biaya perolehan informasi
6.      Distribusi informasi yang semakin cepat dan luas
7.      Pemecahan masalah yang lebih baik dan di buatnya prediksi masa depan lebih cepat .[1]

sementara itu dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana di amanatkan oleh pembukaan UUD 1945 dan pemenuhan hak setiap warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan, yang di amanatkan pasal 31 ayat1 UUD 1945, kenyataannya sampai saat ini masih menemui masalah terutama dalam hal : 1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan 2 ) peningkatan mutu relevansi dan daya saing pendidikan dan peningkatan stabilitas pengolahan pendidikan.
Untuk mengatasi masalah tersebut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 11 ayat 1 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga Negara tanpa diskrimasi.
   Selain itu dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat
perlu diimbangi dengan pembelajaran gerak cepat dan tepat. Salah satu alternatif pemecahan masalah pendidikan tersebut melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran,
Yaitu dengan mendaya gunakan sumber – sumber belajar ( Learning sources ) yang dirancang, dimanfaatkan dan dikelola untuk  tujuan pembelajaran.
            Setiap teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu,  salah satu tekno logi yang pengaruhnya sangat besar dalam  teknologi pembelajaran  adalah teknologi  informasi dan komonikasi,  khusunya computer dan internet, dimana keduanya telah memungkinkan  semua or4ang untuk  berkomonikasi dan  bertu  kar informasi satu sama lain  setiap saat dengan  cepat dan mudah.
            Prospek teknologi  informasi dan komonikasi  menuju era globalisasi  me miliki peluang yang  sangat besar  karena teknologi  informasi dan komonikasi merupakan  suatu komoditas  terpenting serta  dapat memberikan  pelayanan pen didikan  dan kualitas  pendidikan ( e – learning ) dan lain – lain.
Maka dari itu , dimasa – masa mendatang  isi tas anak sekolah  bukan lagi buku – buku  dan alat tulis seperti sekarang ini,  akan tetapi berupa :
1..  Komputer, note book dengan akses computer ataupun internet  tanpa kabel, 
       yang  bermuatan materi – materi belajar  berupa bacaan,  materi untuk dilihat           
        atau didengar dan dilengkapi dengan kamera digital serta serta perekam
        suara.
2.     Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi , uang,  elektronik kode se    
         kuriti  untuk msuk rumah,  kalkulator dan sebagainya.
3.     Vidio phone bentuk saku dengan perangkat lunak , akses internet, permainan (       ( game ) , music dan  TV .
4.      Hal itu menunjukkan  bahwa  segala kelengkapan anak sekolah , nantinya be                                     
         Rupa perlengkapan  yang bernuasa teknologi informasi dan  komonikasi
         Sebagai media pembelajaran. Berdasarkan  dari hal tersebut,
            Maka merupakan suatu alasan yang  mendasar  apa bila guru PAI membahas  permasalahan tersebut  dengan melakukan  suatu analisis pendekatan  method pembelajaran dan    konsep pendidikan Agama Islam yang berbasis teknologi  informasi dan  komunikasi.

            Dengan demikian, pengembangan  ICT C ( Information Communication and Technology )  harus menjadi alternative model pembelajaran Pedidikan Agama Islam di era globalisasi yang menuntut  adanya  profesionalitas dan skill yang tinggio demi mencappai   tujuan pendidikan yang  diamanatkan UUD 1945 maupun tujuan   akhir dari pendidikan  islam yaitu  kebahagiaan dunia dan akherat.

B.  PEMBAHASAN.

a.. Pengertian  model pembelajaran.
            Model pembelajaran  diartikan sebagai prosedur sistematis  dalam  meng organisasikan pengalaman belajar untuk  mencapai tujuan belajar.  Dapat juga diartikan  suatu pendekatan  yang digunakan dalam kegiatan  pembelajaran.
Jadi,  Sebenarnya model  pembelajaran  memiliki arti yang sama dengan                  pendekatan,   strategi atau  metode pembelajaran.
Saat ini telah banyak  dikembangkan  berbagai macam  model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena  memerlukan banyak  alat bantu dalam   penerapannya.
Ada beberapa cirri – cirri mode pembelajaran  secara khusus diantaranya adalah :

1.. Rasional teoritik. Yang  logis yang disusun oleh  Para pencipta atau  pengem          
      Bangnya.
 2.  Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana  siswa belajar.
3.   Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar  model tersebut dapat dilaksa
      Nakan  dengan berhasil.
4.   Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan  pembelajaran dapat tercapai.

Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nuradalima  model pembe lajaran  yanhg dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu :
Pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif   pembelajaran berdasarkan masalah , diskusi dan  learning strategi.

            Sebagai seorang guru harus mampu memilih  model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik.  Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan  keadaan atau kondisi siswa, bahan pe;lajaran serta sumber – sumber belajar yang ada agar penggunaan model   pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan  balajar siswa.

Seorang guru  diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran  yang dijalaninya. Guru yang kompeten adalah “ Guru yang mampu mengelola  program belajar mengajar “.  Mengelola disini memiliki arti  yang luas yang menyangkut  bagaimana seorang guru  mampu menguasai  ketrampilan dasar mengajar.
Seperti membuka dan menutup pelajaran , menjelaskan , menvariasi media , bertanya , member penguatan  dan sebagainya. Juga bagai mana guru menerapkan strategi ,. Teori belajar dan pembelajaran , dan melaksanakan  pembelajaran  yang kondusif. [2]

b. Pengertian teknologi dan digital.
           
            TECHNOLOGY untuk teknologi  didefinisikan sebagai, “ Cara  melakukan sesuatu untuk  memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal , sehingga seakan – akan memperpanjang , memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indra dan otak manusia “. [3]
            Sedangkan  DIGITAL  berasal dari kata  Digitus ,  dalam bahasa Yunani  berarti jari jemari.Apabila kita hitung jari jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh  ( 10 ) . Nilai  sepuluh tersebut terdiri dari  2 radix, yaitu  1 dan 0,  oleh karena itu  demua system computer  menggunakan system  digital sebagai  basis datanya. Dapat disebut juga dengan  istilah Bit ( Binary Digit )  [4]
            Peralatan canggih , seperti computer,   pada prosesornya memiliki serangkaian  perhitungan biner yang rumit. Dalam gambaran yang mudah – mudah saja, proses biner seperti saklar lampu,  yang memiliki dua keadaan , yaitu off ( 0 ) dan On ( 1 ). Misalnya ada 20 lampu dan saklar,  jika saklar itu dinyalakan  dalm posisi A, misalnya,  maka ia akan  membentuk gambar bunga,  dan jika dinyalakan dalam posisi B,  maka ia akan membentuk gambar hati. Begi  tulh kira – kira  biner digital tersebut.
            Sedangkan penggunaan teknologi digital dalam  proses pembelajaran  di kenal dengan istilah ICT C merupakan  kepanjangan dari , Information, Commu nition, teknologi Class. Penambahan kata informasi dan komonikasi  dikrenakan perkembangan teknologi dalam dua bidang tersebut mengalami perkembangan yang luar biasa, disamping sangat erat antara informasi dan komonikasi dengan proses pembelajaran yang  pada hakekatnya  muatan proses pembe;lajaran adalah informasi dan komonikasi.
            ICT C  ( Informtion Communication and Technology Class ) adalah hasil  rekayasa  manusia terhadap proses berkomonikasi penyampaian  informasi dari pengirim  kepenerima  sehinggga lebih cepat, lebih luas  sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya,  dalam hal ini  proses terjadi dalam kelas guna melak sanakan  pembelajaran [5].
            ICT C adalah salah satu  model pembelajaran tipe A, hal ini  menurut Jonensen karena dilaksanakan  dalam waktu dan tempat  yang sama sedangkan diera teknologi waktu dan tempat   dapat diatasi dengan baik.




C. Model  pendidikan di era teknologi dan digital.

            Pendidikan harus tetap dilaksanakan, jumlah penduduk yang semakin ber tambah, tidak  menyurutkan konsep pendidikan  harus menghadapi dari tantangan ini. Untuk itu kembali kedasar  semula., bahwa  pendidikan  adalah :” sebuah proses  mewariskan  menyampaikan  nilai,  dapat  dilaksanakan dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja, maka secara bijak kegiatan pendidikan dapat di lakukan  diluar kelas”.  Oleh Jonansen,[6]
            Taksonomi kegiatan  pendidikan pun berkembang menjadi  empat model yakni sebagai berikut :
a)..  Model A : Proses pembelaajaran yang  berlangsung pada tempat dan waktu
        yang sama  ( same place / same time ).
b).    Model B : Proses pembelajaran yang berlangsung pad tempat  yang sama
        dan waktu yang berbeda :  ( Same plase instruction / different time ).
c).     Model C : Proses pembelajaran yang berlangsung pada  tempat yang  ber
         beda  dan waktu yang sama : ( different  place / same time  ).
d).     Model  D:  Proses pembelajaran yang berlangsung  pada tempat  yang ber
         beda dan waktu yang berbeda  pula : ( Different place / different time
         instruction ). [7]
            Pembagian ini memang cukup nti siptif,  dimana pendidikan tidak lagi  harus menggunakan   satu tempat yang sama, satu waktu yang sama dalam melak sanakannya. Begitu flesibelnya  kegiatan pendidikan   tiada lain untuk memper tahankan bahwa  pelayanan  kegiatan pendidikan tetp mampu memberikan  yang terbaik   bagi ummat.
            Ketersediaan Al Qur’an digital , kitab –kitab hadits digital,  kitab – kitab tafsir digital dan berbagai sumberkhazanah islam, sangatlah disayangkan jika para guru PAI tidak menjadikannya sebagai media pembelajaranj.


C. ANALISIS .

a.       Revolusi paradikma  guru PAI.

Revolusi dibidangteknologi komunikasi dan informasi ternyata telah mem
Pengaruhi hamper seluruh sendi – sendi  kehidupan manusia modern,  termasuk dalam dunia pendidikan dalam munculnya istilah – istilah seperti e-learning, c-book sampai c- cducation. Revolusi ini juga berbengaruh pada paradigma pendi dikan akan “ tempat “ belajar, dimana gedung  sekolah  yang berdiri tegak dengan
Atap dan dinding akan semakin tak populer karena mnusia belajar dimna saja dengan bantuan teknologi. Disini yang terpenting adalah interksi manusia itu dengan materi pelajaran dan proses terusannya,  pemahaman dan penguasaan ilmu  
Dimanakah posisi guru PAI, jika guru PAI  tidak melakukan  revolusi paradigma pada proses pembelajaran yang berbasis teknologi, sudah barang tentu guru PAI akan terasing  dari proses belajar itu sendiri.
            Guru harus menjadi seorang  bpembelajar yang cepat, gigih dan tekun, untuk memenuhi seluruh tuntutan  proses pembelajaran di era teknologi digital.

b.      Memhami hakekat belajar.
Belajar bukan hanya sekedar mengumpulkan pengetahuan . Belajar adalah
Proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktifitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Selain itu, Proses belajar pada
Hakekatnya juga merupakan  juga merupakan  kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala – gejala perubahan perilaku yang tampak.
            Belajar merupakan :”Kebebasan untuk berekspresi bagi peserta didik dan  lingkungan yang lebih terbuka  sehingga peserta didik dapat mengerahkan energy nya  dengan  cara yang efektif.  Lebih  lnjut,  peserta didik harus dianggap sebagai makhluk  yang dinamis,  sehingga harus  diberi  kesempatan  untuk menentukan
Harapan dan tujuan  mereka .”[8] Disiinilah guru ( pendidik ) dapat berperan sebagai penasehat,  petunjuk  jalan, dan  rekan seperjalanan . Guru pada saat  ini bukanlah satu – satunya  orang yang orang yang paling tahu, dan sebagai satu –satunya sumber belajar seperti  masa lalu. Oleh karena itu , pembelajaran harus berpusat pada  peserta dididik  ( child centered ), biarkanlah siswa aktif  menemukan sumber belajar sebanyak mungkin melalui teknologi  digital.
            Seorang guru yang memahami  hakekat pembelaran yaitu peserta didik membutuhkan  hubungan dialogis yang sungguh – sungguh antara guru dan  peserta didik, membutuhkan sentuhan – sentuhan batiniyah, keteladanan  dan sebagainya. Jika guru maksimal berperan dalam hal ini guru tetap menjadi sesuatu yang sangat di tunggu  keberadaannya  oleh peserta didik.


















D. KESIMPULAN.

            Pendidikan adalah bagian dari kehidupan manusia, sampai kapanpun manusia hidup . maka pendidikan akan terus menjadi bagian dari upaya  pengembangkan kebudayaan manusia.
Era pendidikan kini telah  mengalami berbagai  perangkat lunak telah diciptakan oleh para perangcang  digitalisasi informasi pendidikan,  kini saatnya para  pengguna  seperti halnya pendidik, mahasiswa dan  lainnya menyertakan  diri sebagai  bagian dari  era tersebut.
            Tidak sanggup member nuansa  dalam era tersebut,  akan tergilas oleh system yang terjadi. Ingin tetap bertahan   tentu tidak  sekedar  sebagai pemakai, tetapi ditantang untuk  berkontri busi dari sekecil apapun  yang kita miliki.  Menjadi seorang pembelajar yang cepat, itulah yang dibutuhkan  guru PAI di era  digital dan teknologi.

















DAFTAR PUSTAKA.

A.M, Sardiman . Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar, Jakarta,Rajawali,2004.
B.Suryobroto.Proses Belajar mengajar di sekolah, Jakarta, Rineka  Cipta.1997.
Darsono, Max dkk. Belajar dan pembelajaran, Semarang : IKIP Semarang Press.
            2000.
R Knight, George.Issues and Alternatives in Educationnal Philosophy, Cet. XII.
            Ichigen – Andrews University  Press, 1982.
Warsita,Bambang. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, Jakarta,
            Rineka Cipta . 2008.
http://Chamdzig. Blogspot.com.
http:// Khairul 123 ihsan 456. Wordpress.com.
















[1] )Bambang Warsito, Teknologo pembelajaran landasan dan Aplikasinya. ( Jakarta:Reneka Cipta,2008),h.131.
[2] ) Sardiman.AM  Interaksidan Motivasi Belajar,( Jakarta: Rajawali ,2004 ) h 165.
[3]) Bambang warsita, Op. Cit, h 96.
[4] )http// Chamdzig @blogspot.Com.
[5] )http://khairul123iksan456,wordpress.com
[6] )Darsono Max, Belajar dan pembelajaran , ( Semarng: IKIP Semarang Press,200),H 4.
[7] )Suryobroto,B, Proses Belajar mengajar di sekolah , ( Jakarta :Rineka Cipta 1997 ), h 34 .
[8] )George R.Knight,Issues and  Alternatives in Educational philosophy,  ( Michigan : Andrews University press, 1982 ), h 82.