MODEL PEMBELAJARAN
PAI
DI ERA TEKNOLOGI DAN
DIGITAL
( tugas kelompok mata
kuliah tekhnologi dan media pendidikan )
Oleh: Martaliza.
Moh.harits sunansah.
Munisah
Rosid sidik
Sahadati.
Dosen
Dosen : Dr.Deden
Makbullah,M.pd
KONSENTRASI SUPERVISI
PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM STUDI ILMU
TARBIYAH
PROGRAM AGAMA ISLAM
NEGERI
RADEN INTAN LAMPUNG
TA: 2012/2013
A PENDAHULUAN
Masyarakat
dunia telah berada dalam era masyarakat berbasis pengetahuan ( knowledge –
based society ) selain itu juga dunia telah berada di era informasi dan
komunikasi. Era informasi dan kamunikasi di tandai oleh pesatnya teknologi
informasi dan komunikasi, khususnya, radio, televisi dan komputer dan internet.
Cirri-ciri dalam era teknologi informasi dan komunikasi yaitu:
1.
Daya muat untuk
mengumpulkan,menyimpan,memanipulasikan,dan menyajikan informasi meningkat:
2.
Kecepatan penyajian informasi meningkat:
3.
Miniaturisasikan perangkst keras
4.
Keragaman pilhan informasi :
5.
Menurunnya biaya perolehan informasi
6.
Distribusi informasi yang semakin cepat dan luas
7.
Pemecahan masalah yang lebih baik dan di buatnya
prediksi masa depan lebih cepat .[1]
sementara itu
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana di amanatkan oleh
pembukaan UUD 1945 dan pemenuhan hak setiap warga Negara Indonesia untuk
memperoleh pendidikan, yang di amanatkan pasal 31 ayat1 UUD 1945, kenyataannya
sampai saat ini masih menemui masalah terutama dalam hal : 1) pemerataan dan
perluasan akses pendidikan 2 ) peningkatan mutu relevansi dan daya saing
pendidikan dan peningkatan stabilitas pengolahan pendidikan.
Untuk mengatasi
masalah tersebut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal
11 ayat 1 mengamanatkan bahwa pemerintah daerah bahwa pemerintah dan pemerintah
daerah wajib memberikan layanan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan
yang bermutu bagi setiap warga Negara tanpa diskrimasi.
Selain itu dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang pesat
perlu diimbangi dengan pembelajaran
gerak cepat dan tepat. Salah satu alternatif pemecahan masalah pendidikan
tersebut melalui penerapan teknologi informasi dan komunikasi pembelajaran,
Yaitu dengan mendaya gunakan sumber
– sumber belajar ( Learning sources ) yang dirancang, dimanfaatkan dan dikelola
untuk tujuan pembelajaran.
Setiap
teknologi dibangun atas dasar suatu teori tertentu, salah satu tekno logi yang pengaruhnya sangat
besar dalam teknologi pembelajaran adalah teknologi informasi dan komonikasi, khusunya computer dan internet, dimana
keduanya telah memungkinkan semua or4ang
untuk berkomonikasi dan bertu
kar informasi satu sama lain
setiap saat dengan cepat dan
mudah.
Prospek
teknologi informasi dan komonikasi menuju era globalisasi me miliki peluang yang sangat besar
karena teknologi informasi dan
komonikasi merupakan suatu
komoditas terpenting serta dapat memberikan pelayanan pen didikan dan kualitas
pendidikan ( e – learning ) dan lain – lain.
Maka dari itu , dimasa – masa
mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku – buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa :
1..
Komputer, note book dengan akses computer ataupun internet tanpa kabel,
yang
bermuatan materi – materi belajar
berupa bacaan, materi untuk
dilihat
atau didengar dan dilengkapi dengan
kamera digital serta serta perekam
suara.
2. Jam tangan yang dilengkapi dengan data
pribadi , uang, elektronik kode se
kuriti
untuk msuk rumah, kalkulator dan
sebagainya.
3. Vidio phone bentuk saku dengan perangkat
lunak , akses internet, permainan (
( game ) , music dan TV .
4. Hal itu menunjukkan bahwa
segala kelengkapan anak sekolah , nantinya be
Rupa perlengkapan yang bernuasa teknologi informasi dan komonikasi
Sebagai media pembelajaran.
Berdasarkan dari hal tersebut,
Maka
merupakan suatu alasan yang
mendasar apa bila guru PAI
membahas permasalahan tersebut dengan melakukan suatu analisis pendekatan method pembelajaran dan konsep pendidikan Agama Islam yang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.
Dengan
demikian, pengembangan ICT C (
Information Communication and Technology )
harus menjadi alternative model pembelajaran Pedidikan Agama Islam di
era globalisasi yang menuntut
adanya profesionalitas dan skill
yang tinggio demi mencappai tujuan
pendidikan yang diamanatkan UUD 1945
maupun tujuan akhir dari
pendidikan islam yaitu kebahagiaan dunia dan akherat.
B.
PEMBAHASAN.
a.. Pengertian model pembelajaran.
Model
pembelajaran diartikan sebagai prosedur
sistematis dalam meng organisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi, Sebenarnya model pembelajaran
memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau
metode pembelajaran.
Saat ini telah banyak dikembangkan
berbagai macam model
pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit
karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Ada beberapa cirri – cirri mode
pembelajaran secara khusus diantaranya
adalah :
1.. Rasional teoritik. Yang logis yang disusun oleh Para pencipta atau pengem
Bangnya.
2.
Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
3.
Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksa
Nakan
dengan berhasil.
4.
Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sedangkan model pembelajaran
menurut Kardi dan Nuradalima model pembe
lajaran yanhg dapat digunakan dalam mengelola
pembelajaran, yaitu :
Pembelajaran langsung, pembelajaran
kooperatif pembelajaran berdasarkan
masalah , diskusi dan learning strategi.
Sebagai
seorang guru harus mampu memilih model
pembelajaran yang tepat bagi peserta didik.
Karena itu dalam memilih model pembelajaran, guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pe;lajaran
serta sumber – sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara efektif
dan menunjang keberhasilan balajar
siswa.
Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat
pembaharuan dalam proses pembelajaran
yang dijalaninya. Guru yang kompeten adalah “ Guru yang mampu
mengelola program belajar mengajar
“. Mengelola disini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai ketrampilan dasar mengajar.
Seperti membuka dan menutup
pelajaran , menjelaskan , menvariasi media , bertanya , member penguatan dan sebagainya. Juga bagai mana guru
menerapkan strategi ,. Teori belajar dan pembelajaran , dan melaksanakan pembelajaran
yang kondusif. [2]
b. Pengertian teknologi dan
digital.
TECHNOLOGY
untuk teknologi didefinisikan sebagai, “
Cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan
alat dan akal , sehingga seakan – akan memperpanjang , memperkuat atau membuat
lebih ampuh anggota tubuh, panca indra dan otak manusia “. [3]
Sedangkan DIGITAL
berasal dari kata Digitus , dalam bahasa Yunani berarti jari jemari.Apabila kita hitung jari
jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh
( 10 ) . Nilai sepuluh tersebut
terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0,
oleh karena itu demua system
computer menggunakan system digital sebagai basis datanya. Dapat disebut juga dengan istilah Bit ( Binary Digit ) [4]
Peralatan
canggih , seperti computer, pada
prosesornya memiliki serangkaian
perhitungan biner yang rumit. Dalam gambaran yang mudah – mudah saja,
proses biner seperti saklar lampu, yang
memiliki dua keadaan , yaitu off ( 0 ) dan On ( 1 ). Misalnya ada 20 lampu dan
saklar, jika saklar itu dinyalakan dalm posisi A, misalnya, maka ia akan
membentuk gambar bunga, dan jika
dinyalakan dalam posisi B, maka ia akan
membentuk gambar hati. Begi tulh kira –
kira biner digital tersebut.
Sedangkan
penggunaan teknologi digital dalam
proses pembelajaran di kenal
dengan istilah ICT C merupakan
kepanjangan dari , Information, Commu nition, teknologi Class.
Penambahan kata informasi dan komonikasi
dikrenakan perkembangan teknologi dalam dua bidang tersebut mengalami
perkembangan yang luar biasa, disamping sangat erat antara informasi dan
komonikasi dengan proses pembelajaran yang
pada hakekatnya muatan proses
pembe;lajaran adalah informasi dan komonikasi.
ICT
C ( Informtion Communication and
Technology Class ) adalah hasil
rekayasa manusia terhadap proses
berkomonikasi penyampaian informasi dari
pengirim kepenerima sehinggga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya, dalam hal ini
proses terjadi dalam kelas guna melak sanakan pembelajaran [5].
ICT
C adalah salah satu model pembelajaran
tipe A, hal ini menurut Jonensen karena
dilaksanakan dalam waktu dan tempat yang sama sedangkan diera teknologi waktu dan
tempat dapat diatasi dengan baik.
C. Model pendidikan di era teknologi dan digital.
Pendidikan
harus tetap dilaksanakan, jumlah penduduk yang semakin ber tambah, tidak menyurutkan konsep pendidikan harus menghadapi dari tantangan ini. Untuk
itu kembali kedasar semula., bahwa pendidikan
adalah :” sebuah proses mewariskan menyampaikan
nilai, dapat dilaksanakan dimana saja, kapan saja dan
untuk siapa saja, maka secara bijak kegiatan pendidikan dapat di lakukan diluar kelas”.
Oleh Jonansen,[6]
Taksonomi
kegiatan pendidikan pun berkembang
menjadi empat model yakni sebagai
berikut :
a).. Model A : Proses pembelaajaran yang berlangsung pada tempat dan waktu
yang sama ( same place / same time ).
b). Model B : Proses pembelajaran yang
berlangsung pad tempat yang sama
dan waktu yang berbeda : ( Same plase instruction / different time ).
c). Model C : Proses pembelajaran yang
berlangsung pada tempat yang ber
beda
dan waktu yang sama : ( different
place / same time ).
d). Model
D: Proses pembelajaran yang berlangsung pada tempat
yang ber
beda dan waktu yang berbeda pula : ( Different place / different time
instruction ). [7]
Pembagian
ini memang cukup nti siptif, dimana pendidikan
tidak lagi harus menggunakan satu tempat yang sama, satu waktu yang sama
dalam melak sanakannya. Begitu flesibelnya
kegiatan pendidikan tiada lain
untuk memper tahankan bahwa
pelayanan kegiatan pendidikan tetp
mampu memberikan yang terbaik bagi ummat.
Ketersediaan
Al Qur’an digital , kitab –kitab hadits digital, kitab – kitab tafsir digital dan berbagai
sumberkhazanah islam, sangatlah disayangkan jika para guru PAI tidak
menjadikannya sebagai media pembelajaranj.
C. ANALISIS .
a. Revolusi
paradikma guru PAI.
Revolusi
dibidangteknologi komunikasi dan informasi ternyata telah mem
Pengaruhi hamper seluruh sendi –
sendi kehidupan manusia modern, termasuk dalam dunia pendidikan dalam
munculnya istilah – istilah seperti e-learning, c-book sampai c- cducation. Revolusi
ini juga berbengaruh pada paradigma pendi dikan akan “ tempat “ belajar, dimana
gedung sekolah yang berdiri tegak dengan
Atap dan dinding akan semakin tak
populer karena mnusia belajar dimna saja dengan bantuan teknologi. Disini yang
terpenting adalah interksi manusia itu dengan materi pelajaran dan proses
terusannya, pemahaman dan penguasaan
ilmu
Dimanakah posisi guru PAI, jika
guru PAI tidak melakukan revolusi paradigma pada proses pembelajaran
yang berbasis teknologi, sudah barang tentu guru PAI akan terasing dari proses belajar itu sendiri.
Guru
harus menjadi seorang bpembelajar yang
cepat, gigih dan tekun, untuk memenuhi seluruh tuntutan proses pembelajaran di era teknologi digital.
b. Memhami
hakekat belajar.
Belajar bukan
hanya sekedar mengumpulkan pengetahuan . Belajar adalah
Proses mental yang terjadi dalam
diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktifitas
mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang
disadari. Selain itu, Proses belajar pada
Hakekatnya juga merupakan juga merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat.
Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak
dapat disaksikan. Manusia hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala –
gejala perubahan perilaku yang tampak.
Belajar
merupakan :”Kebebasan untuk berekspresi bagi peserta didik dan lingkungan yang lebih terbuka sehingga peserta didik dapat mengerahkan
energy nya dengan cara yang efektif. Lebih
lnjut, peserta didik harus dianggap
sebagai makhluk yang dinamis, sehingga harus
diberi kesempatan untuk menentukan
Harapan dan tujuan mereka .”[8]
Disiinilah guru ( pendidik ) dapat berperan sebagai penasehat, petunjuk
jalan, dan rekan seperjalanan .
Guru pada saat ini bukanlah satu –
satunya orang yang orang yang paling
tahu, dan sebagai satu –satunya sumber belajar seperti masa lalu. Oleh karena itu , pembelajaran
harus berpusat pada peserta dididik ( child centered ), biarkanlah siswa
aktif menemukan sumber belajar sebanyak
mungkin melalui teknologi digital.
Seorang
guru yang memahami hakekat pembelaran
yaitu peserta didik membutuhkan hubungan
dialogis yang sungguh – sungguh antara guru dan
peserta didik, membutuhkan sentuhan – sentuhan batiniyah,
keteladanan dan sebagainya. Jika guru
maksimal berperan dalam hal ini guru tetap menjadi sesuatu yang sangat di
tunggu keberadaannya oleh peserta didik.
D. KESIMPULAN.
Pendidikan
adalah bagian dari kehidupan manusia, sampai kapanpun manusia hidup . maka
pendidikan akan terus menjadi bagian dari upaya
pengembangkan kebudayaan manusia.
Era pendidikan kini telah mengalami berbagai perangkat lunak telah diciptakan oleh para
perangcang digitalisasi informasi
pendidikan, kini saatnya para pengguna
seperti halnya pendidik, mahasiswa dan
lainnya menyertakan diri
sebagai bagian dari era tersebut.
Tidak
sanggup member nuansa dalam era
tersebut, akan tergilas oleh system yang
terjadi. Ingin tetap bertahan tentu
tidak sekedar sebagai pemakai, tetapi ditantang untuk berkontri busi dari sekecil apapun yang kita miliki. Menjadi seorang pembelajar yang cepat, itulah
yang dibutuhkan guru PAI di era digital dan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA.
A.M, Sardiman . Interaksi dan
Motivasi Belajar mengajar, Jakarta,Rajawali,2004.
B.Suryobroto.Proses Belajar
mengajar di sekolah, Jakarta, Rineka
Cipta.1997.
Darsono, Max dkk. Belajar dan
pembelajaran, Semarang : IKIP Semarang Press.
2000.
R Knight, George.Issues and
Alternatives in Educationnal Philosophy, Cet. XII.
Ichigen
– Andrews University Press, 1982.
Warsita,Bambang. Teknologi
Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya, Jakarta,
Rineka
Cipta . 2008.
http://Chamdzig.
Blogspot.com.
http:// Khairul 123 ihsan 456.
Wordpress.com.
[1] )Bambang
Warsito, Teknologo pembelajaran landasan dan Aplikasinya. ( Jakarta:Reneka
Cipta,2008),h.131.
[2] )
Sardiman.AM Interaksidan Motivasi
Belajar,( Jakarta: Rajawali ,2004 ) h 165.
[3]) Bambang
warsita, Op. Cit, h 96.
[4] )http//
Chamdzig @blogspot.Com.
[5]
)http://khairul123iksan456,wordpress.com
[6] )Darsono
Max, Belajar dan pembelajaran , ( Semarng: IKIP Semarang Press,200),H 4.
[7]
)Suryobroto,B, Proses Belajar mengajar di sekolah , ( Jakarta :Rineka Cipta
1997 ), h 34 .
[8] )George
R.Knight,Issues and Alternatives in
Educational philosophy, ( Michigan :
Andrews University press, 1982 ), h 82.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar